oleh: Ahmad Sanusi Nasution
A. Pengertian Marketing
Perubahan dalam lingkungan bisnis yang semakin cepat dan sulit diramalkan menyebabkan persaingan semakin terbuka (free market) dan jumlah pesaing yang semakin meningkat, keadaan ini membuat pelanggan semakin teredukasi dan semakin tinggi tingkat sofistikasinya, dan loyalitas pelanggan semakin sulit didapatkan. oleh sebab itu konsep pemasaran tidak hanya lagi sebatas selling atau 4P’s saja, tetapi merupakan suatu yang strategi bagi perusahaan. Marketing merupakan suatu strategi bisnis yang secara langsung membuat, menawarkan, menukarkan nilai dari suatu inisiator ke stakeholder. Dalam menghadapi kondisi pasar yang dinamis, Hermawan Kartajaya (Pakar Marketing) mengembangkan konsep Sustainable Marketing Enterprise (SME) dimana dalam konsep tersebut terdapat Marketing-in sub Model terdiri dari Outlook, Architecture, dan Scorecard.
B. Business Landscape Analisys
Sebelum merancang suatu strategi bisnis, perlu dilakukan peninjauan terhadap situasi bisnis di masa mendatang , situasi ini dalam konsep SME dikenal dengan 4C Diamond (outlook) yang terdiri dari Change, Customer,Company dan Competitor.
1. Analisa Perubahan yang terjadi (Change/Value Migrator)
Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya perubahan, antara lain teknologi, politik-hukum, sosial budaya, ekonomi dan pasar. Perubahan ini mencakup seberapa pasti/tidak pasti perubahan tersebut, seberapa penting atau tidak penting perubahan tersebut. contoh dampak Perubahan teknologi saat ini dapat kita lihat pada penggunaan internet, twitter,facebook. Bahkan saat ini perubahan sosial juga merambah ke dunia on-line. Perusahaan-Perusahaan saat ini juga berlomba-lomba memperbaiki teknologi, terutama industri perbankan yang banyak menawarkan fitur-fitur layanan ATM dan kemudahan lain yang berhubungan dengan teknologi.
2. Analisa Customer (Value Demander)
Customer merupakan value demander, yang mana kebutuhan daya beli, keputusan merupakan di tangan customer. Akibat perubahan yang terjadi (change) , customer bisa menjadi customer yang loyal, customer yang hilang, atau bisa juga adanya customer yang baru.
3. Analisa Competitor (Value-Supplier)
Persaingan membuat market berubah. Competitor dalam hal ini adalah sebagai value-supplier. Analisis kompetitor untuk mengetahui market competiviness. Akibat persaingan, kompetitor bisa menjadi kuat, atau sebaliknya dan bisa juga terjadi potential competitor.
4. Analisis Company (Value- Decider)
Company meruppakan Value Decider, untuk mengidentifikasi efeknya terhadap perusahaan, 3C yang lain harus dianalisis secara baik.
Dalam menganalisa aspek 4 C terutama dalam industri perbankan, analisa yang lebih ideal digunakan saat ini adalah analisa TWOS (Threatmen, Weakness, Opportunity, dan Srength). Analisa ini cenderung mengamati peluang dan tantangan di luar terlebih dahulu, baru melihat potensi internal.
C. Marketing Strategi, Marketing Tactic dan, Markting value
Berbicara tetang Marketing Architecture, kita akan membahas tentang Marketing Strategi, Marketing Tactic dan Marketing Value.
1. Marketing strategi, merupakan langkah awal dalam menuyusun sebuah arsitektur marketing. Hal ini penting karena marketing strategi merupakan kunci untuk memenangkan mind share. Strategi marketing meliputi : segmentasi (seni mengidentifikasi dan melihat peluang di pasar/ memilah-milah pasar), targeting (bagaimana mengalokasikan sumberdaya perusahaan secara efektif), positioning merupakan strategi untuk menciptakan kredibilitas di benak pelanggan.
2. Marketing tactic, merupakan langkah yang ditempuh untuk winning market share, yang ditempu melalui differensiasi (mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur dari apa yang ditawarkan kepada pelanggan), Marketing Mix (mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi yang lebih dikenal dengan konsep 4P yaitu place, product, promotion, dan price), Selling (taktik untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk perusahaan).
3. Marketing Value, merupakan langkah terakhir dalam penyusunan sebuah marketing architecture yaitu winning heart share. Ada beberapa langkah untuk memenangkan hati pelanggan yaitu; brand (sebuah nama dan atau simbol) yang ditujukan untuk mengidentifikasikan sebuah barang atau jasa untuk satu atau sekelompok penjual dan untuk memberikan perbedaan dengan produk dan jasa dari pesaing. Service merupakan pelayanan menciptakan value bagi pelanggan. Oleh karena itu, pelayanan merupakan sikap untuk bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan. Proses, menunjuk kepada proses penciptaan customer value yang mencerminkan kualitas, biaya dan penghantaran produk dari perusahaan kepada pelanggannya.
D. PDB Analisys
Perusahaan perlu membangun keunggulan bersaing yang solid untuk memenangkan persaingan. PDB (Positioning, Differentiation, Brand) Analysis merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menformulasi keunggulan bersaing.
1. Positioning
Positioning, merupakan proses menempatkan keberadaan perusahaan di benak pelanggan. Dalam membuat positioning statement, berikut diuraikan beberapa elemen yang harus diperhatikan, anatara lain: target market (sasaran pasar, merupakan deskripsi prospek pasar dimana produk atau layanan akan ditawarkan), brand (merupakan cerminan value yang anda berikan kepada pelanggan), frame of reference (berupa ide, atau asumsi yang menentukan bagaimana sesuatu akan dicapai, diterima, atau dipahami). Point of differents (alasan-alasan mengapa pelanggan memilih produk anda dibanding pesaing). Competitive edge (alasan/nilai kompetitif brand sampai di benak konsumen). Positioning harus didukung oleh differensiasi yang kuat agar memiliki brand integrity.
2. Differensiasi
Differensiasi membuat penawaran perusahaan menjadi unik dan mendukung positioning perusahaan, sehingga tercipta integritas yang kuat bagi perusahaan. Elemen yang harus ada dalam menciptakan differensiasi adalah content, context ,dan infrastructre.
3. Brand
Merek bukan hanya sebuah nama, logo atau simbol, tetapi merek berperan sebagai payung repsentasi produk barang atau jasa, perusahaan atau orang, bahkan negara.
Brand harus diposisikan secara jelas dalam benak pelanggan, agar memiliki brand identity yang jelas.
E. PERILAKU KONSUMEN
Seorang marketer yang ingin sukses, harus memahami perilaku konsumen.Perilaku konsumen mencerminkan totalitas keputusan konsumen sehubungan dengan sebelum, saat pembelian, dan setelah pembelian barang/ jasa. Beberapa tips yang digunakan untuk menjadi seorang marketer yang sukses, terkait dengan perilaku konsumen adalah sbb:
1. Kenali nasabah anda (Know Your Customer)
2. Pahami apa yang mereka butuhkan (Make What they want)
3. Gunakan media-media yang sesuai target ( Use targeted and new media)
4. Gunakan Non Media (use Non-Media)
5. Ajak pelanggan ke tempat usaha anda ( Reach customers in the store)
6. Perbanyak Promosi (Sharpen your promotin)
7. Bekerja dengan sepenuh hati (Work with retailers)
F. Competitor Inteligence (CI)
Competitor inteligence merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan legal dalam mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai pesaing saat ini dan ptensi dari bisnis. Analisa ini dapat digunakan untuk proses spesifik sebagai berikut :
1. Mengolah informasi mentah
2. Menilai tingkat kepentingan maupun signifikasi dari setiap informasi yang diterima.
3. Melatih instuisi yang dapat memberikan sudut pandang/ pengetahuan baru.
4. Sebuah proses dalam menambahhkan makna.
G. BECOMING SALES CONSULTANT
Paradigma penjualan saat ini telah berubah, Nasabah saat ini semakin pintar, semakin menuntut, semakin berkuasa dan semakin unik. Oleh sebab itu penjual yang dibutuhkan adalah penjual yang memahami perilaku konsumen dan penjual dengan tipe konsultan penjualan dan problem solver.
Pada prinsipnya setiap orang menjual karena ada kebutuhan, dan orang membeli juga karena ada kebutuhan, oleh sebab itu jadikan customer anda sebagai teman, supaya anda mengetahui kebutuhannya, selain itu seorang penjual harus menjadi mitra kerja dan menjadi oarang yang disukai, sebab pembeli akan membeli pada orang yang ia sukai.
Untuk menjadi Seorang Konsultan penjualan, kita dituntut harus pandai bergaul, memahami situasi, mitra kerja pelanggan, mampu mengatasi persoalan, dan terampil menjual.
H. DEVELOPING PROSPECTING AND APPROACHING
Prospecting Berguna untuk :
1. Membantu fokus proses penjualan.
2. Mencari Referral dan data base
3. Menciptakan jaringan bisnis baru yang mungkin berpotensial untuk meningkatkan sales.
Prospecting dapat dibedakan menjadi Referral Prospecting dan Non-Referral Prospecting. Dalam beberapa fakta, prospek paling mudah adalah referensi dari orang lain.
Jika tidak memperoleh referral prospecting, hal yang dapat dilakukan meliputi; Itch Cycle, Orphan adoption, Local Newspaper, Claim Staking, Swap Meet,Itch Cycle.
I. PROBING CUSTOMER NEED
Probing berarti secara sistematis berusaha, untuk menemukan, memahami serta mengklarifikasi kebutuhan dan permasalahan konsumen. Untuk melakukan PROBING , kita harus mengajukan pertanyaan apa kebutuhan nasabah tersebut (situation question dan problem question, Implication Question,NeedPay off Question), dan lebih banyak mendengar ,seek first to understand, then to be Understood.
J. HANDLING OBJECTION AND CLOSING THE SALES
Tidak semua presentasi penjualan akan berujung pada penutupan penjualan. Kita harus mengerti beberapa keberatan calon nasabah sebelum akhirnya mereka bersedia menggunakan produk kita. Menutup sebuah penjualan berarti berarti meminta seseorang untuk membeli sesuatu yang kita tawarkan. Cara yang tepat untuk menutup penjualan antara lain adalah: Assumption Close, Win-Win Close, Trial Order Close, Special Inducement Close, Summary Benefit Close, Continious yes close, Benyamin Franklin lose.
About these ads
Manajemen Pemasaran [7] March 28, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
PRICE
Definition of price: Amount of money charged for product or service or the sum of values consumer exchange for the benefits of having or using the product or service.
Major considerations in setting prices:
Types of cost factors that affect pricing decisions:
Ilustrations were taken from this online presentation.
Manajemen Pemasaran [6] March 21, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
PRODUCT LIFE CYCLE STRATEGIES
Ilustration was taken from http://www.atkinson.yorku.ca/~lripley/imUproduct.htm
Manajemen Pemasaran [5] March 14, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
PRODUCT
From customer’s view, there are two classifications of products:
– CONSUMER PRODUCTS (convenience, shopping, specialty, unsought)
– INDUSTRIAL PRODUCT (materials and parts, capital items, supplies and service)
Product mix = all product lines offered, usually managed by individual SBU (strategic business unit), example:
Ilustrations were taken from http://www.atkinson.yorku.ca/~lripley/imUproduct.htm
Manajemen Pemasaran [4] March 7, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
CUSTOMER BEHAVIOUR
Customer behaviour is different for each role in organization:
– Initiator
– Influencer
– Decider
– Buyer
– User
Market analysis based on 6O:
– Occupants (WHO)
– Objects (WHAT)
– Occassions (WHEN)
– Organization (WHERE)
– Objectives (WHY)
– Operations (HOW)
Manajemen Pemasaran [3] February 27, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
MARKETING STRATEGY
– segmentation
– targeting
– positioning
MARKETING TACTICS
– differentiation
– marketing mix
– selling
MARKETING VALUE
– brand
– service
– process
MAJOR QUESTIONS:
– WHAT (type of information)
– WHY (type of analysis)
– HOW (quality management)
Manajemen Pemasaran [2] February 15, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
There are four component in business: 4C (Company, Customer, Competitor, Change).
2C: stable => production oriented company
2.5C: interrupted (by emerging competitor) => selling oriented company
3C: complicated => marketing oriented company
3.5C: sophisticated => market driven company
4C: chaos => customer driven company
In monopolistic market (2C), a company would concern about basic matters on the product. In more competitive environment, below points might be taken into consideration:
P = product
Q = quality
C = cost
D = delivery
S = safety
M = morale
E = environment
Marketing mix: 4P (products, price, place, promotion). Each factors must be studied to decide best marketing strategy.
PRODUCTS
Consumer products classiffication:
– convenience products
– shopping products
– specialty products
– unsought products
Industrial product classification:
– materials and parts
– capital item
– supplies and services
PRICE
Factors:
– cost
– competitive price
– market
– elasticity of demand
– competitor and customer reactions
– economic conditions
– nature of the industry
– financial status of the firm
– product characteristics
– government restrictions
PLACE
= distribution management:
1. Channel of distribution (institution)
2. Logistics (physical transportation)
PROMOTION
Tools of marketing communications:
– advertising
– personal selling
– sales promotion
– public relations
– direct marketing
Manajemen Pemasaran [1] February 8, 2009
Posted by desrinda in Marketing.
add a comment
Hari Sabtu lalu, 7 Februari 2009, saya datang ke kampus pukul 10:15 WIB karena tidak mengambil mata kuliah Sistem Manufaktur-nya Pak Yadrifil yang diadakan di jam pertama (8:30 – 10:00 WIB).
Pertama kalinya saya bertemu dengan PA (pembimbing akademis) yang sekaligus dosen Marketing Management, Ibu Ir.Erlinda Muslim, MEE., langsung suka sekali dengan gaya mengajar beliau yang asyik. Belajar ilmu-ilmu pemasaran di Fakultas Teknik ini sepertinya akan sangat menarik deh.
Focus of this marketing class is study about selling.
2C: Company + Customer
3C: Company + Customer + Competitor
4C: Company + Customer + Competitor + Change (outside factor)
If the company has a monopoly on the product (goods or service), then it might only concern about “P” (product) for the customer.
More complex condition (2.5C, 3C, 3.5C, 4C) requires attention on:
P = product
Q = quality
C = competitiveness
D = delivery (availability)
S = safety
M = moral
E = environment
Current market in Indonesia (in general):
– Monopolysts are not ready for competition, e.g. PLN
– Imported goods are sold in lower price compare to local products
Out of getting support from government, a company should measure its own asset utilization ratio to sell better, because it means:
– Reducing price
– Improve quality (standardization)
To fulfil customer’s requirement, company must review:
– Need (basic necessities)
– Want (available choice)
– Demand (power to buy)
- +You
- Search
- Images
- Maps
- Play
- YouTube
- News
- Gmail
- Drive
- Calendar
- More
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Sign in
Try a new browser with automatic translation.Download Google ChromeDismiss
Translate
Manajemen Pemasaran [7] 28 Maret 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
HARGA
Definisi Harga: Jumlah uang yang dikenakan untuk produk atau jasa atau jumlah pertukaran konsumen nilai untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.
pricing11
Mayor pertimbangan dalam menentukan harga:
pricing2
Jenis faktor biaya yang mempengaruhi keputusan harga:
pricing3
Ilustrations diambil dari presentasi online.
Manajemen Pemasaran [6] 21 Maret 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
SIKLUS HIDUP STRATEGI PRODUK
plc
Ilustrasi diambil dari http://www.atkinson.yorku.ca/ ~ lripley / imUproduct.htm
Manajemen Pemasaran [5] 14 Maret 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
PRODUK
Dari pandangan pelanggan, ada dua klasifikasi produk:
– KONSUMEN PRODUK (kenyamanan, belanja, khusus, unsought)
– PRODUK INDUSTRI (bahan dan suku cadang, barang modal, perlengkapan dan pelayanan)
consumerproducts
Produk campuran = semua lini produk yang ditawarkan, biasanya dikelola oleh individu SBU (strategic business unit), contoh:
productmix
Ilustrations diambil dari http://www.atkinson.yorku.ca/ ~ lripley / imUproduct.htm
Manajemen Pemasaran [4] 7 Maret 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
PELANGGAN PERILAKU
Perilaku pelanggan adalah berbeda untuk setiap peran dalam organisasi:
– Inisiator
– Influencer
– Decider
– Pembeli
– Pengguna
Analisis pasar berdasarkan 6o:
– Penghuni (WHO)
– Objects (APA)
– Kesempatan (KAPAN)
– Organisasi (MANA)
– Tujuan (MENGAPA)
– Operasi (CARA)
Manajemen Pemasaran [3] 27 Februari 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
STRATEGI PEMASARAN
– Segmentasi
– Penargetan
– Posisi
PEMASARAN TAKTIK
– Diferensiasi
– Bauran pemasaran
– Menjual
PEMASARAN NILAI
– Merek
– Layanan
– Proses
PERTANYAAN UTAMA:
– APA (jenis informasi)
– MENGAPA (ketik analisis)
– CARA (manajemen mutu)
whatwhyhow
Manajemen Pemasaran [2] February 15, 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
Ada empat komponen dalam bisnis: 4C (Perusahaan, Pelanggan, Pesaing, Ubah).
4c
2C: stabil => perusahaan produksi yang berorientasi
2.5C: sela (oleh pesaing yang muncul) = perusahaan berorientasi> jual
3C: rumit => perusahaan pemasaran yang berorientasi
3.5C: canggih => pasar perusahaan didorong
4C: chaos = perusahaan> pelanggan didorong
Di pasar monopoli (2C), perusahaan akan memperhatikan tentang hal-hal mendasar pada produk. Dalam lingkungan yang lebih kompetitif, di bawah poin mungkin akan dipertimbangkan:
P = produk
Q = kualitas
C = Biaya
D = pengiriman
S = safety
M = semangat
E = lingkungan
Marketing mix: 4P (produk, harga, tempat, promosi). Setiap faktor harus dipelajari untuk menentukan strategi pemasaran yang terbaik.
PRODUK
Konsumen produk klasifikasi untuk:
– Kenyamanan produk
– Belanja produk
Produk khusus –
– Unsought produk
Industri Produk klasifikasi:
– Bahan dan bagian
– Modal Item
– Persediaan dan jasa
HARGA
Faktor:
– Biaya
– Harga yang kompetitif
– Pasar
– Elastisitas permintaan
– Pesaing dan pelanggan reaksi
– Kondisi ekonomi
– Sifat industri
– Status keuangan perusahaan
– Karakteristik produk
– Pemerintah pembatasan
TEMPAT
= Manajemen distribusi:
1. Saluran distribusi (institusi)
2. Logistik (transportasi fisik)
PROMOSI
Alat komunikasi pemasaran:
– Iklan
– Personal selling
– Promosi penjualan
– Public relations
– Pemasaran langsung
Manajemen Pemasaran [1] 8 Februari 2009
Diposkan oleh desrinda dalam Pemasaran.
menambahkan komentar
Hari Sabtu Lalu, 7 Februari 2009, Saya Datang Ke kampus pukul 10:15 WIB karena tidak mengambil mata kuliah Telkomnika Manufaktur-nya Pak Yadrifil Yang diadakan di jam PERTAMA (8:30-10:00 WIB).
PERTAMA kalinya SAYA bertemu Artikel Baru PA (Pembimbing akademis) Yang sekaligus Dosen Manajemen Pemasaran, Ibu Ir.Erlinda Muslim, MEE, Langsung Suka Sekali Artikel Baru Gaya Mengajar beliau Yang asyik.. Belajar Ilmu-Ilmu pemasaran di Fakultas Teknik inisial sepertinya Akan Ulasan Sangat menarik deh.
Fokus kelas ini pemasaran adalah studi tentang penjualan.
2C: Perusahaan Pelanggan +
3C: Perusahaan + + Pelanggan Pesaing
4C: Perusahaan + + Pelanggan Pesaing + Perubahan (faktor luar)
Jika perusahaan memiliki monopoli pada produk (barang atau jasa), maka mungkin hanya kekhawatiran tentang “P” (produk) untuk pelanggan.
Kondisi yang lebih kompleks (2.5C, 3C, 3.5C, 4C) memerlukan perhatian pada:
P = produk
Q = kualitas
C = saing
D = pengiriman (ketersediaan)
S = safety
M = moral yang
E = lingkungan
Saat ini pasar di Indonesia (secara umum):
– Monopolysts tidak siap untuk kompetisi, misalnya PLN
– Barang-barang impor yang dijual di harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk lokal
Dari mendapatkan dukungan dari pemerintah, perusahaan harus mengukur aset sendiri rasio pemanfaatan untuk menjual lebih baik, karena itu berarti:
– Mengurangi harga
– Meningkatkan kualitas (standarisasi)
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan harus meninjau:
– Butuh (kebutuhan dasar)
– Ingin (pilihan yang tersedia)
– Permintaan (daya beli)
New!Sign in and click the star to save this translation into your Phrasebook.
Sign inDismiss
Would you mind answering some questions to help improve translation quality?
Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder
Turn off instant translationAbout Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, DEFINISI PEMASARAN
DAN MANAJEMEN PEMASARAN
A. Pengertian Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
BAB II
MACAM-MACAM KONSEP PEMASARAN
I. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
BAB III
SISTEM PEMASARAN
A. Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup :
1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
3. Target pasar.
4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
5. Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
B. Macam – Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
§ Mengendalikan perilaku saluran
§ Mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
C. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran
a. Lingkungan makro ekstern.
Lingkungan makro tersebut ialah:
a. Demografi (kependudukan).
b. Kondisi ekonomi.
c. Teknologi.
d. Kekuatan sosial dan budaya.
e. Kekuatan politik dan legal.
f. Persaingan.
b. Lingkungan mikro eksternal
a. Pasar (market)
b. Pemasok
c. Pialang (marketing intermediaries)
c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern
Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN
A. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
B. Macam-Macam Strategi Pemasaran
macam strategi pemasaran diantaranya:
1. Strategi kebutuhan primer
Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuah primer yaitu:
1. Menambah jumlah pemakai dan
2. Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi Kebutuhan Selektif
Yaitu dengan cara :
a. Mempertahankan pelanggan misalnya:
1. Memelihara kepuasan pelanggan;
2. Menyederhanakan proses pembelian;
3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;
b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)
1. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.
4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll
c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
2. Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :
a. Dapat diukur
b.Dapat dicapai
c. Cukup besar atau cukup menguntungkan
d.Dapat dibedakan
e. Dapat dilaksanakan
3. Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
c. Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d. Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
4. Manfaat Segmentasi Pasar
Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:
a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.
b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
D. Menentukan Pasar Sasaran
Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
1. Langkah pertama
Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua
Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.
BAB V
PERILAKU KONSUMEN
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
C. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
a. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
Tahap-tahap proses adopsi:
1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.
2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.
3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.
b. Tipe-Tipe Perilaku Membeli
Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :
a. Perilaku pembelian yang kompleks
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
- Perilaku pembelian karena kebiasaan
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
- Perilaku pembelian yang mencari keragaman
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.
c. Tahap-Tahap Proses Membeli
Tahap-tahap dalam proses membeli mwliputi :
a. Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
b. Pencarian informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :
1. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.
2. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.
3. Sumber umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.
c. Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
- Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
- Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.
- Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
- Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari
- Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
d. Keputusan membeli
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk
membeli, yaitu :
- Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
- Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan
Pengertian Segmentasi Pasar
Berikut ini beberapa pengertian segmentasi pasar dari berbagai sumber teori:
- Segmentasi pasar adalah usaha untuk mengelompokkan pasar, dari pasar yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat yang homogen (Gitosudarno, 2008)
- Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki pemasaran atau produk yang terpisah (Amstrong, 1997:227)
Nilai strategis dari suatu segmentasi pasar adalah untuk menjawab pertanyaan berikut (Michael Porter, 2000:51):
- Segmen pasar mana yang seharusnya bersaing.
- Pada segmen mana sebaiknya perusahaan menerapkan strategi fokus.
Nilai terpenting dari segmentasi pasar ini adalah menghantar pembeli dari produk mereka. Bagaiman karakteristik, sekalian mengidentifikasi cara¬cara yang efektif untuk dapat melayani masing-masing segmen tersebut.
Jadi segmentasi pasar merupakan proses yang menyeluruh dimana perusahaan harus memperhatikan pembelian dari masing-masing segmen, paling tidak usahanya akan lebih ekonomis apabila unit-unit pembelian itu dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok saja. Ini semua tidak terlepas dari usaha untuk mencapai laba maksimum.
Dasar Penentuan Segmentasi Pasar
Usaha-usaha penentuan segmentasi pasar harus disertai dengan:
- Tersedianya informasi tentang karakteristik konsumen yang mudah diukur.
- Tingkat efektifitas pemusatan usaha pemasaran pada segmen pasar yang dipilih.
- Tingkat keuntungan dan luas sempitnya segmen pasar.
Pembagian pasar dalam kelompok-kelompok pasar sangat dipengaruhi oleh tipe produk, sifat permintaan, cara-cara penyaluran, media yang tersedia untuk komunikasi pemasaran dan motivasi pembelian konsumen. Pentingnya penentuan sasaran pasar menuntut untuk dilakukannya segmentasi pasar dengan suatu dasar segmentasi yang tepat dan berguna bagi perencanaan strategis pemasarannya.
Adapun dimensi yang dapat dipakai sebagai dasar seamentasi pasar adalah sebagai berikut:
- Variabel geografi
- Variabel demografi
- Variabel psikografi
- Variabel perilaku
Keempat dasar segmentasi pasar ini masing-masing mempunyai tekan yang berbeda, namun mempunyai implikasi yang sama bagi perusahaan, yaitu perusahaan dapat membentuk prereferensi terkelompok dari konsumen terhadap suatu produk / merk tertentu.
Syarat Segmentasi Pasar yang Efektif
Diantara segmen pasar yang ada terdapat segmen yang menarik (attractive segment) yaitu segmen pasar yang belum terlayani, atau sudah terlayani tetapi kurang baik. Disamping memperhatikan segmen pasar yang menarik tersebut, masih ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menunjang usaha segmentasi secara efektif. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Measurability
Yaitu tersedianya tingkat informasi mengenai sifat-sifat pemtieli, sejauh mana syarat-syarat tersebut dapat diukur, baik secara kualaatif maupun secara kualitatif.
2. Accessbility
Yaitu tingkat dimana perusahaan itu secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiality
Dimana segmen yang dipilih tersebut cukup luas bagi pemasaran tersendiri, sehingga mendatangkan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
4. Actionability
Yaitu sejauh apa program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
Daftar Pustaka
- Gitosudarmo, Indriyo. 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan keempat. BPFE: Yogyakarta
- Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta.
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/teori-segmentasi-pasar.html#ixzz2PSnVWw1N
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Juni 7th, 2012 | Author: ratni_itp
Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi Tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen.
Pemasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti PT. Toyota-Astra Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Menurut Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :
• Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
• Faktor social
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh, seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.
• Faktor pribadi
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
• Faktor Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.
Sedangkan menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Daftar pustaka
• Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management: Twelfth Edition. New Jersey: Pearson Education, inc.
• Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19)
Posted in Uncategorized
PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PRODUK YANG DIINGINKAN
November 30, 2010 · Disimpan dalam ekonomi
PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PRODUK YANG DIINGINKAN
Oleh :
Rachmandianto
3ea10
Abstrak
Dalam pengambilan keputusan biasanya konsumen akan memperhatikan beberapa hal yang penting antara lain seperti budaya, sosial, keluarga, pribadi, psikologi. Dengan pertimbangan diatas, berulah seorang konsumen akan mengambil tindakan sebagai suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk yang diinginkan. Dengan adanya faktor-faktor tersebut biasanya konsumen akan menitik beratkan pada faktor budaya yang terkini. Selain dari gaya hidup, faktor tersebut merupakan adanya kemajuan perilaku konsumen yang termobilisasi terhadap produk yang diinginkan. Dengan faktor dominan ini, maka produk yang ditawarkan oleh produsen akan semakin meningkat seiring perkembangan zaman.
Kata Kunci : Produk, Konsumen dan Faktor-faktor perilaku konsumen_________
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman saat ini menuntut konsumen bersikap pintar, cermat, efisien dan efektif dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan adanya sikap itu, maka konsumen tidak akan kecewa dengan apa yang telah mereka beli (action). Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapi dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan terpuaskan dari kebutuhan mereka. Kebutuhan konsumen tersebutlah yang membuka peluang bisnis bagi mereka yang menemakan sebagai produsen. Produsen akan melihat peluang yang besar dengan adanya kebutuhan konsumen yang tidak ada hentinya. Mulai dari produk yang bersifat kecil kebutuhannya sampai yang bersifat besar.
Dengan meningkatnya permintaan konsumen dari berbagai produk, maka produsen berusaha akan memenuhi kebutuhan yang konsumen inginkan. Dengan itu, produsen menciptakan berbagai produk yang bervariatif serta barbagai pilihan produk itu sendiri. Bahkan produsen akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan oleh konsumen. Inovasi-inovasi inilah yang menjadi dilema bagi konsumen, apakah mereka akan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Maka, konsumen akan melihat faktor-faktor apakah yang cocok bagi mereka, sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi kehidupannya.
I.2. Rumusan Masalah
Dalam mengenal perilaku konsumen, perlu adanya upaya untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai apa yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen tersebut. Seperti halnya dalam pengambilan keputusan, konsumen akan menggunakan faktor-faktor apa saja dalam pengambilan keputusan suatu produk. Konsumen yang cermat akan menggunakan beberapa faktor lebih banyak untuk menanggapi suatu pilihan dalam suatu putusan, lalu akan mengambil suatu langkah konkret yaitu dengan membeli produk yang diinginkan.
Maka, konsumen sedikitnya harus mengetahui jenis produk yang akan ia beli antara perbandingan dari merk dagang yang lain. Mulai dari perbandingan harga, kemasan, mutu produk, tanggal kadaluarsa, rasa dan warna, kegunaan produk, berat netto, kandungan nutrisi dll.
I.3. Tujuan
Dengan tulisan ini diharapkan mampu memberikan informasi yang akurat mengenai keputusan konsumen terhadap suatu produk. Begitu juga menyampaikan informasi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan terhadap produk. Karena adanya berbagai macam produk yang bervariatif konsumen dituntut mengambil keputusan yang pintar, cermat, efisien dan efektif dalam rangka pemenuhan kebutuhan serta keinginan pada diri pribadi.
Alasan mempelajari perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan suatu produk antara lain :
1. Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
a. Mendesain bauran pemasaran,
b. Mensegmen pasar bisnis,
c. Memposisikan dan mendiferensiasikan produk,
d. Melaksanakan analisis lingkungan,
e. Mengembangkan studi riset pasar.
2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik.
3. Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif.
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia.
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
a. Orientasi Konsumen,
b. Fakta-fakta tentang perilaku manusia,
c. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran.
Dan berikut pertanyaan yang terkait dengan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan, dengan prinsip 5W+1H yang telah diterapkan oleh konsumen tanpa mereka sadari, antara lain:
1. Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ?
2. What : Berupa apa barang/jasa tersebut ?
3. Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ?
4. When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ?
5. Where : Dimana barang/jasa tersebut bisa didapatkan ?
6. How : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan ?
Berikut contoh perumpamaannya : Joko adalah seorang karyawan swasta pada sebuah perusahaan di Bekasi (Who). Ia menginginkan sebuah kendaraan sepeda motor (What) sebagai sarana untuk ia melakukan aktivitasnya (Why). Untuk itu, pada akhir bulan (When) ia akan pergi ke dealer (Where) untuk membeli sepeda motor yang ia butuhkan (How).
Pada contoh diatas, prinsip 5W+1H sebenarnya telah dilakukan oelh Joko yang tanpa ia sadari. Yang pada awalnya Joko dituntut oleh kebutuhannya sebagai karyawan swasta sebagai mobilitasnya, hingga akhirnya ia telah melakukan keputusan konsumen dalam pemilihan produk kendaraan sepeda motor. Dengan pengambilan keputusan, pada akhirnya ia telah melakukan pembelian terhadap produk tersebut (action). Yang pada akhirnya dengan prinsip 5W+1H tujuan Joko tercapai.
I.4. Kerangka Pemikiran
Penulisan ini didasarkan pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Hal-hal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai :
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli.
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
Sub Budaya, setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
Kelas Sosial, sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.
Kelompok Referensi, perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Keluarga, para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Peranan dan Status, sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
Faktor Pribadi, keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
Faktor Psikologis, pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
Motivasi, seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Kepercayaan dan Sikap, melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan–tindakan tersebut. Menurut Mowen (1995), “ Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas”. Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001).
Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
BAB III. METODOLOGI
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, sumber yang diperoleh dengan metode ini diperoleh data dari buku-buku referensi dan jurnal-jurnal serta referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Studi ini sepenuhnya mempelajari teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti Astra Honda Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren motor ideal terbaik Indonesia. Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
BAB IV. PEMBAHASAN
Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Konsumen adalah individu yang mempunyai warna tersendiri tiap-tiap individunya, dalam tulisan ini kita perlu memahami konsep pemikiran mereka dengan mengetahui tahap-tahap dalam proses pembelian sebagai berikut :
1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan.
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
2. Menilai Sumber-sumber.
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3. Menetapkan Tujuan Pembelian.
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian.
Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian.
5. Keputusan Membeli.
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.
6. Perilaku Sesudah Pembelian.
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.
BAB V. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas telah didapatkan beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemilihan produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen tersebut, sebagai berikut :
a. Kebudayaan.
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b. Kelas sosial.
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal.
c. Kelompok referensi kecil.
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll.
d. Keluarga.
Lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
– Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
– Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
– Siapa yang melakukan pembelian.
– Siapa pemakai produknya.
e. Pengalaman.
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
f. Kepribadian.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku.
g. Sikap dan kepercayaan.
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya.
h. Konsep diri.
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
Dari penulisan ini juga didapat tipe-tipe perilaku konsumen dalam pembelian produk, yakni :
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget).
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak).
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk).
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya).
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.